PEMAKNAAN MITOS BHUTA KALA DALAM TRADISI OGOH-OGOH SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN: SUATU KAJIAN PUSTAKA
DOI:
https://doi.org/10.46444/wacanasaraswati.v19i1.33Keywords:
mitos bhuta kala, ogoh-ogoh, media pendidikanAbstract
Cerita rakyat di Bali yang mengungkap Bhuta Kala tidak lepas dari mitos sebagai salah satu karya sastra. Mitos merupakan kisah yang dianggap benar-benar terjadi dan dianggap suci oleh empunya cerita. Mitos sebagai aktualisasi dari filsafat melalui pengkisahan atau penggambaran perilaku yang dilakukan oleh berbagai pelaku makhluk supernatural yang bermain dalam mitos. Mitos erat kaitannya dengan perilaku keagamaan. Dengan mengkaji mitos, maka dapat dijadikan pedoman untuk memahami perilaku keagamaan atau sistem budaya suatu komunitas. Kehidupan manusia tidak terlepas dari bumi lingkungan alam atau ekosistem. Penghuni ekosistem terdiri dari makhluk sekala dan niskala. Makhluk sekala berwujud manusia, tumbuhan dan hewan. Sedangkan makhluk niskala berwujud Bhuta Kala. Berdasarkan kajian mitos Bhuta Kala (kisah Ratu Gede Mecaling), menceritakan Ratu Gede Mecaling sebagai penjelmaan Raksasa yang lahir dari Dewa Siwa dan Dewi Uma. Ratu Gede Mecaling memiliki anak buah bernama Bhuta-Bhuti. Tugas Ratu Gede Mecaling adalah mengawasi tingkah laku masyarakat Bali dalam menunaikan kewajiban agamanya. Jika warga lalai, beliau memberikan hukuman berupa wabah penyakit (gerubug). Penanggulangan terhadap gangguan Bhuta Kala maupun Ratu Gede Mecaling beserta anak buahnya, dapat dilakukan dengan mengadakan ritual Bhuta yadnya yaitu pecaruan Tawur kesanga di catus pata dalam rangkaian Hari Nyepi. Ritual tawur kesanga bermaksud untuk penyucian bhuta kala atau nyomia/menenangkan kekuatan negatif bhuta kala agar menjadi bhuta hita. Tampilan ogoh-ogoh sebagai visualisasi Bhuta kala dalam rangkaian hari Nyepi, tepatnya di saat Pengerupukan setelah selesai Tawur kesanga/pecaruan. Kehadiran ogoh-ogoh merupakan media pendidikan dan kreasi seni budaya yang semakin berkembang menjadi tradisi. Tradisi sebagai suatu pola perilaku/kepercayaan dan adat-istiadat menjadi bagian dari suatu budaya yang perlu dilestarikan.